Laman

Minggu, 25 Juli 2010

Renungan Harian

Serial Peperangan Rohani

Perlengkapan Peperangan Rohani

Dalam kehidupan kekristenan kita, kita harus tahu bahwa ada yang namanya peperangan rohani. Sejak Adam dan Hawa jatuh dalam dosa dan hukuman Allah jatuh atas Adam, Hawa dan ular, sejak itu ada permusuhan atau peperangan rohani antara manusia dan iblis.

Kejadian 3:14 mengatakan sampai Yesus Kristus datang untuk meremukkan kepala ular ini, maka iblis tidak berkuasa lagi dalam kehidupan anak-anak Allah.
Efesus 6:10 berkata agar kita kuat dalam Tuhan, di dalam kekuatan kuasaNya. Kalau kita tahu bahwa ada perlawanan besar antara Kerajaan Allah dan Kerajaan Kegelapan, maka kita harus selalu berada dalam kekuatan kuasa Tuhan.

Yakobus 4:7 berkata agar kita tunduk kepada Allah dan melawan iblis maka iblis akan lari dari hadapan kita. Tunduk kepada Allah dulu, baru lawan iblis. Bukan sebaliknya, lawan iblis di mana-mana, tapi kita belum taat kepada Tuhan. Ini berbahaya, ingat kisah anak-anak Skewa yang dihajar habis-habisan oleh iblis yang diusirnya.

Kembali ke Efesus 6, ayat 11 mengajarkan kita untuk memakai seluruh perlengkapan senjata Allah, mulai dari kepala sampai kaki. Dan ayat 12, mengingatkan kita bahwa peperangan rohani kita bukan melawan suami, isteri, anak, ipar, mertua, dan lain-lain (baca : darah dan daging), tapi melawan iblis yang menjadi dalang dari semua perbuatan-perbuatan dosa dan kejahatan.

Kita melawan pemerintah-pemerintah, penguasa-penguasa, penghulu-penghulu dunia yang gelap dan roh-roh jahat di udara. Inilah kerajaan dunia atau kerajaan kegelapan, yang mempunyai susunan pemerintahan yang teratur. Lucifer beserta malaikat-malaikat yang jatuh berkuasa di udara, langit, laut, hutan, dan inilah medan peperangan kita di dunia ini.

Ayat 13 mengajarkan kita untuk memakai semua perlengkapan senjata Allah (mulai dari kepala sampai kaki) supaya dapat mengadakan perlawanan pada hari yang jahat dan dapat tetap berdiri sesudah kita berperang mengalahkan iblis.

Ayat 14 memerintahkan kita untuk berdiri tegap, yakni sikap sempurna sebagai prajurit Kristus (2 Timotius 2:3-4). Sikap berami sebagai putera-putera Allah. Ada hukum perang dalam Ulangan 20. Gideon juga harus menyaring pasukannya, hanya dengan kalimat ”siapa takut, boleh pulang”. Ternyata, yang pulang 22.000 orang. Wow.... berani adalan syarat mutlak dalam peperangan rohani. Dari 22.000 orang masih disaring lagi, akhirnya tinggal 300-an orang.

Kembali ke perlengkapan perang, jangan lupa pake ikat pinggang kebenaran. Kalau tidak ada ikat pinggang, baju longgar dan celana bisa melorot, akhirnya aib. Artinya, kebenaran itu harus menempel di dalam semua aspek hidup kita. Kalau ada bagian hidup kita yang belum sesuai standar firman Tuhan, dan menjadi cela dan batu sandungan maka nama Tuhan akan dipermalukan.

Berbajuzirahkan keadilan artinya keadilan melindungi hati kita, kita tidak kompromi terhadap dosa dan ketidakbenaran.
Berkasutkan kerelaan pemberitaan injil adalah kehidupan kita menjadi kesaksian bagi dunia ini, Kalau tidak sempat jadi penginjil atau bersaksi, kita bersaksi melalui kata-kata, kelakuan, dan cara hidup kita. Roma 10:15 berkata betapa indahnya kaki mereka yang membawa kabar baik.

Perisai iman berguna untuk memadamkan panah api iblis. Artinya, perisai iman untuk melawan setiap pencobaan-pencobaan dari si jahat, sehingga kita tidak terbakar oleh pencobaan-pencobaan itu.

Ketopong keselamatan adalah perlindungan terhadap pikiran dan angan-angan kita supaya pikiran jahat atau pikiran daging dikalahkan oleh pikiran Kristus. Dan, yang terakhir dan yang terpenting, jangan lupa pakai pedang roh yaitu Firman Allah. Tuhan Yesus melawan iblis yang mencobaiNya di padang gurun dengan firman Allah. Dan hasilnya, luar bisa, iblis tidak dapar bertahan menghadapi Firman Allah.

Jadi, inilah saatnya. Jadilah prajurit Kristus dan pemenang kehidupan, sehingga namaNya dipermuliakan dalam hidup kita. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar