Laman

Rabu, 22 September 2010

Pelajaran Alkitab, Kitab Ibrani

IBRANI 3:1-6
Rumah Yang Dibangun Kristus

Ayat 1, kita yang mendapat panggilan kudus memandang kepada Rasul dan Imam Besar kita, Yesus Kristus. Dalam ayat 1-6, ada rumah yang dibangun Musa dan ada rumah yang dibangun Kristus. Ada nubuatan dalam kitab Hosea, bahwa rumah yang kemudian akan jauh lebih mulia dari rumah sebelumnya.

Berbicara tentang rumah, manusia berpikir tentang bangunan, ada pintu, jendela, ruangan dll. Tapi yang dimaksud di sini adalah rumah rohani yaitu tubuh kita tempat Roh Kudus berdiam. Bapa di Surga berjanji kita bahwa ada rumah Bapa. Yang dalam kitab Injil ada perumpamaan ttg anak sulung dan anak bungsu. Anak sulung ini pergi dari rumah Bapanya dan menghambur-hambur kekayaan bapanya. Kita semuanya habis, hidupnya semakin merosot, ia memutuskan untuk pulang ke rumah bapanya. Anak sulung tidak pernah berbuat yang tidak baik seperti adiknya, tapi ia hidup dalam persungutan, padahal semua yang dipunyai bapanya adalah miliknya. Jadi, kita harus menjadi anak sulung yang celik, yang tahu di rumah bapanya ada semua berkat yang menjadi miliknya.

Yohanes 14:2 dikatakan banyak tempat tinggal di rumah Bapa.Daud berkata dalam mazmur 23, aku akan tinggal di rumah Bapa sepanjang hidupku. Waktu Yesus ada di muka bumi, Ia mempunyai kerinduan yang besar untuk berada di rumah BapaNya.
Daud sangat mencintai rumah Allah, tapi Allah berkata bahwa Salomolah yang membangun Bait Allah. I Tawarikh 17:11-14 Salomo memang mendirikan Bait Allah secara jasmani, tapi yang dinubuatkan dalam kitab ini salah seorang keturunan Daud, yaitu Kristus yang akan mendirikan Bait Allah rohani.

Yesaya 66:1-2, langit adalah tahta Tuhan dan bumi adalah tumpuan kakiNya. Jadi janji Tuhan tentang kuturunan Daud yang membangun Bait Allah bukan digenapi Salomo, tapi Kristus yang akan membangun Bait Allah sejati.

I Tawarikh 17:11 berbicara tentang Putra Daud yang akan mengokohkan kerajaan Daud. Yesus membangun Bait Allah dalam diriNya, dalam tubuhNya. Dalam hidup Yesus, ada rumah kekudusan, rumah persembahan, rumah kemuliaan dan untuk pertama kalinya Allah mempunyai tempat berdiam di muka bumi ini yaitu melalui kehidupan Yesus Kristus.

Itulah sebabnya Allah berkata, “rumah apakah yang mau kau bangun untukKu?” Karena Allah tidak berdiam dalam bangunan buatan manusia.
Untuk membangun rumah jasmani, membutuhkan perancanaan yang detil, biaya yang besar, tenaga yang banyak, demikianlah waktu Yesus membangun rumah rohani bagi Bapa. Waktu ahli-ahli taurat sangat mengagumi Bait Salomo yang indah, Yesus katakan, rubuhkan bangunan ini dan aku akan mendirikannya dalam tiga hari. Mereka sangat marah dan berkata bahwa nenek moyang mereka telah mendirikan bangunan itu selama 46 tahun, tapi yang Yesus maksudkan adalah tubuhNya. Yesus mati di atas kayu salib, dan dalam tiga hari Ia bangkit, naik ke surga, mencurahkan rohNya sehingga tubuhNya dibangun melalui kehidupan para rasul. Lukas 13:20, Yesus berkata, “Pergi dan katakan kepada serigala itu, pada hari ketiga Aku akan selesai.” Dalam terjemahan bahasa asli, Yesus berkata pada hari ketiga Aku akan disempurnakan.

Ayat 2, Musa setia dalam rumahNya, yaitu kemah suci yang didirikan di padang gurun, dan Kristuspun setia pada rumah yang dibangunnya, yaitu Tubuh Kita.

lipofuze

Selasa, 21 September 2010

Pelajaran Alkitab, Kitab Ibrani

IBRANI 2:1-4
KESELAMATAN YANG BESAR

Ayat 1 dimulai dengan kata “Karena itu…..” jadi ada hubungannya dengan pasal sebelumnya. Karena begitu dasyatnya perkara-perkara yang Allah sediakan bagi putra-putra Allah, maka ayat ini mengatakan bahwa kita harus memperhatikan apa yang telah kita dengan supaya kita tidak hanyut dibawa arus gelombang pengajaran, doktrin-doktrin, ajaran-ajaran manusia, dll.
Arus bekerja di bawah permukaan air, tidak kelihatan tapi sangat kuat dan membahayakan manusia karena membuat terseret dan tenggelam. Gelombang ada di atas permukaan, bisa membuat manusia bisa terbenam ke dasar.

Ayat 2, ada firman yang disampaikan malaikat-malaikat tapi firman yang disampaikan putra2 Allah lebih tinggi dari firman yang disampaikan malaikat-malaikat (Ibrani 1:6-8). Waktu Rasul Paulus bertemu langsung dengan Yesus dalam perjalanan ke Damsyik, kemudian Tuhan mengasingkan dia ke Padang Gurun Arabia dan disitulah dia belajar Injil yang mulia, yang tidak terkatakan dan sulit dipahami. Oleh karena itu ia tidak dapat menyampaikan dengan hikmat manusia, tetapi dengan keyakinan akan kuasa Allah. (I Kor 2:1-5).

Imamat Rajani adalah dimensi roh yang mulia, yang tidak diurai dengan bahasa manusia, hanya bisa disingkapkan oleh kuat kuasa Roh Kudus. Rasul Paulus memutuskan untuk tidak mengetahui apapun selain Yesus yang telah disalibkan. Berita salib Yesus Kristus itulah kemuliaan Allah.

Ayat 3, ada keselamatan yang jauh lebih besar dari apa yang pernah kita dengar. Ada pengharapan akan hal-hal yang jauh lebih baik lebih dari hal-hal fana yang dikejar manusia. Ada pelayanan kehidupan yang berasal dari hidup yang tak terbinasakan. Ada dunia yang akan datang, ketika Kerajaan Allah didirikan di bumi, dimana Kristus dan para pemenang yang memerintah. Tubuh kita akan diubah menjadi tubuh kemuliaan, inilah berita keselamatan yang jauh lebih besar dari apa yang manusia dengar (ayat 5). Dunia yang sekarang akan dihancurkan dan dunia yang akan datang telah ditaklukkan oleh Kristus. Perkara-perkara ini sangat dirindukan oleh nabi-nabi PL. Mereka telah melihat tentang keselamatan yang lebih besar dan dunia yang akan datang ini, tapi mereka tidak memasukinya karena disediakan bagi kita yang hidup di akhir zaman.

Ayat 6-8, apakah manusia itu sehingga Tuhan mengangkat manusia begitu tinggi ? Mazmur 8:1-10 adalah pernyataan Tuhan bahwa manusia diangkat melebihi keterbatasan kemanusiaan untuk memerintah bersama Kristus. Dalam dimensi yang terbatas, manusia masih mengalami sakit, tua, mati, kemerosotan, tapi Allah telah menjanjikan dimensi waktu Allah atau dimensi kekekalan yang tidak terbatas lagi. Yesus mati dan bangkit dan masuk dalam dimensi ini, dan menjanjikan dimensi kekekalan ini anak-anakNya.

Ibrani 2:10, Yesus membawa manusia kepada keselamatan yang sempurna tapi melalui penderitaan. Penderitaan itu yang membentuk kita untuk menjadi srupa serupa segambar manusia. Yesus memimpin kita kepad kemuliaan melalui penderitaan. Salib adalah kemuliaan Allah.

Ayat 11, Yesus menjadi yang sulung dari banyak saudara. Harusnya ada perbedaan derajat antara kita dengan Yesus. Kita adalah manusia fana, bersifat daging, sebagai ciptaan. Tapi Kristus bersifat rohani, dia Allah, dia pencipta. Tapi Ia menguduskan kita supaya kita mendapat bagian dalam kekudusanNya, dia membawa kita masuk dalam kemuliaanNya. Kita menjadi teman sepewaris dengan Kristus.

Ayat 12, Yesus menyatakan nama Allah bagi kita. Dialah Yehovah Rapha, Yehovah Shalom, Yehovah Jireh, Yehovah Nissi, Yehovah Sebaoth, dll. Yesus memberitakan namaNya, ia tidak menyembunyikan diriNya, menyembunyikan identitasNya kepada kita. Ada pujian dan pengagungan di tengah-tengah umatNya.

Ayat 13, Tubuh Kristus adalah putra-putra yang diberikan Allah kepada Yesus Kristus. Yesus memberikan putera-putera kepada Yesus, sebagai hasil dari ketaatan Yesus sebagai benih gandum yang jatuh ke tanah dan mati.

Ayat 14, Putera-putera Allah ini bukan berasal dari darah dan daging. Supaya Yesus dapat menjadi Bapa bagi anak-anakNya, Ia turun ke muka bumi untuk merasakan penderitaan, kelemahan, keterbatasan yang dialami manusia. Sehingga dalam ketaatanNya sampai mati di kayu salib, Yesus telah mengalahkan musuh manusia yang terakhir yaitu maut.

Ayat 15, kemenangan Yesus atas maut telah melenyapkan kengerian terhadap maut.

Ayat 16-18, bukan malaikat yang Ia kasihani tetapi kita yang merupakan keturunan Abraham secara rohani. Yesus telah melewati kehidupan sebagai manusia, sehingga Dia mengerti keadaan, kelemahan, pergumulan kita sehingga waktu Dia naik ke surga menjadi Imam Besar Agung, Dia menjadi pendoa syafaat dan pembela buat umatNya di muka bumi.

Pelajaran Alkitab, Kitab Ibrani

IBRANI 1 :5-14
(Sambungan)

Ayat 1, Allah tidak pernah berkata kepada malaikat, “Engkau anakKu, Kau kuperanakkan hari ini, Aku menjadi BapaMu dan Engkau menjadi anakKu.” Waktu Yesus datang ke muka bumi ini, Yesus membuka pewahyuan bahwa Allah itu Bapa. Sebelumnya dalam PL, Allah dikenal sebagai hakim, panglima perang, raja, dll tapi Yesus datang untuk memberikan suatu gambaran hubungan Anak dan Bapa, yang juga harus dialami oleh orang-orang pillihanNya.

Yohanes 14:8-9, Filipus berkata, “Tuhan, tunjukkanlah Bapa itu kepadaku. Itu sudah cukup.” Filipus rindu melihat Allah sebagai Bapa. Banyakj generasi yang tidak memiliki Bapa, mereka seperti yatim piatu secara rohani. Tapi Yesus datang dengan menggambarkan Bapa yang sejati bagi anak-anakNya.

I Yohanes 3:1, lihat, betapa besar kasih Bapa kepada kita, karena kita dijadikan anak-anakNya. Betapa luar biasanya kita bila menjadi anak dari Allah yang hidup, Allah yang luar biasa. Seorang bapa yang mengenal anaknya, mempunyai hubungan yang sangat dekat dengan anaknya, mendidik dan menghajar anaknya supaya anaknya dapat mengambil bagian dalam kemuliaanNya.

Allah menyatakan diri sebagai Bapa karena kebutuhan emosional manusia, yaitu manusia selalu mencari jati dirinya, siapa dirinya, kenapa dia ada di dunia ini. Oleh karena ada nama pribadi, nama keluarga, untuk menyatakan identitas manusia. Tapi manusia yang jatuh dalam dosa, dibesarkan dalam lingkungan yang berdosa, sehingga iblis merusak jati diri manusia, sehingga banyak karakter, pribadi, dan sifat-sifat yang rusak karena gambar diri yang rusak. Oleh karena itu, ketika Yesus menyatakan bahwa Allah adalah Bapa kita, Yesus sedang menyalurkan kuasa kesembuhan, pemulihan gambar diri manusia.

Ayat 6, Yesus, Anak Allah yang sulung, datang ke dunia, Allah memerintahkan semua malaikat untuk menyembah Yesus. Dimensi anak laki-laki Allah jauh lebih tinggi dari dimensi malaikat karena Anak mempunyai nama BapaNya, sifat BapaNya, warisan BapaNya. Walaupun Anak dalam rupa manusia, tapi ada sifat, otoritas dan hubungan yang special dengan Bapa Surgawi. Kalau kita masuk dalam dimensi putra-putra Allah ini, maka kita lebih tinggi dari malaikat.

Ayat 7, Bapa membuat malaikat-malaikat ini menjadi badai (angin, roh, bhs asli) yang melayang-layang. Malaikat menjadi pelayan-pelayan. Jadi, malaikat adalah roh yang melayani. Semua orang-orang kudus mendapat pelayanan malaikat dalam menyelesaikan tugas yang Allah percayakan di muka bumi.

Ayat 8, Anak mempunyai tahta yang kekal dan tongkat kerajaan. Inilah simbol pemerintahan ilahi. Setiap orang-orang pilihan yang masuk dalam dimensi anak laki-laki Allah, mempunyai tahta dan tongkat kerajaan, untuk memerintah dalam alam roh dan mengalahkan serta menghancurkan musuh-musuh kita.

Ayat 9, Anak Laki-Laki Allah adalah orang-orang yang paling berbahagia karena ada minyak urapan yang mengurapi kita. Yesus waktu melayani penuh dengan penderitaan, penghinaan, teror, intimidasi, bahkan mati di kayu salib tapi Ia telah diurapi dengan minyak sukacita sehingga Yesus selalu penuh dengan sukacita oleh Roh Kudus. Tidak ada iblis, roh jahat, dosa apapun yang dapat merampas sukacita Yesus. Anak-anak Allah tidak bisa dikuasai oleh roh murung, roh dukacita karena ada sumber sukacita dalam hidup mereka. Sukacita karena Tuhan adalah kekuatan kita.

Ayat 10-12, merupakan apa yang terjadi di bumi dan surga. Bumi dan Langit (surga) akan digulung, akan diganti dengan langit (surga) dan bumi yang baru. Sama seperti Tuhan telah meletakkan dasar bumi dan langit demikian juga Tuhan menciptakan langit dan bumi yang baru.

Ayat 13-14, Tuhan membuat kita menjadi pemenang, menginjak musuh-musuh di bawah kaki kita. Malaikat tidak mendapat janji untuk menginjak musuh di kaki mereka, tapi anak laki-laki yang akan duduk dalam pemerintahan Allah. (Wahyu 3:21). Janji-janji kemenangan diberikan kepada kita yang hidup di akhir zaman.

Pelajaran Alkitab, Kitab Ibrani

IBRANI 1:1-4

Allah Berfirman Dengan Perantaraan AnakNya

Kitab Ibrani berbicara tentang segala sesuatu yang lebih baik, Injil yg lebih baik, panggilan yang lebih baik, keselamatan yang lebih baik, tabernakel yang lebih baik, dan lain-lain. Kitab Ibrani ditulis karena pada waktu itu orange-orange Yahudi mencoba menyatukan kembali dua perjanjian, yaitu PL dan PB. Mereka ingin menggabungkan Kitab Taurat dengan kebenaran PB. Tata cara, lambang, simbol, sunat, dll ingin diterapkan lagi oleh orang percaya Yahudi dalam ibadah jemaat mula-mula. Itulah sebabnya Allah membangkitkan Rasul Paulus, seorang yang dibesarkan dalam didikan Yahudi yang sangat kuat tapi tidak mengenal kebenaran yang sejati sampai ia bertemu langsung dengan Yesus di jalan menuju Damsyik, dan disitulah ia mendapat panggilannya dalam Injil Kasih Karunia.

Ayat 1 dan 2, pada jaman dulu Allah berbicara kepada nabi-nabi dengan berbagai cara. Misalnya, nabi Yesaya, Yeremia, Yeheskiel, yang mendapat penglihatan dan suara Tuhan untuk disampaikan kepada umat. Tetapi pada zaman akhir ini Allah berbicara dengan perantaraan anakNya (His son, anal laki-lakiNya). Anak laki-laki adalah ahli waris, berhak menerima segala sesuatu. Kita masuk dalam panggilan anak laki-laki Allah karena kita akan mewarisi segala sesuatu dalam Kerajaan Allah.

Roma 8:17, “Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, berhak menerima janji-janji Allah. Jika kita menderita bersama Dia, kita akan dipermuliakan bersama Dia.” Yang kita warisi adalah janji-janji Allah, tidak bisa dilihat mata, tidak dapat dibandingkan dengan hal-hal yang ada dalam dunia. Orang yang pegang janji Allah, walau belum digenapi tapi hidupnya sudah luar biasa. Abraham menanti janji Allah digenapi selama 25 tahun, tapi perjalanan panjang sebelum janji itu digenapi telah membuat hidup Abraham begitu luar biasa diberkati dan berkuasa. Begitu Yusuf, walau penderitaan panjang sebelum janji Allah digenapi, tapi hidup Yusuf dipelihara, makin lama makin berkuasa sehingga dia betul-betul menjadi penguasa di Mesir.

Dengan penderitaan jalan salib sampai golgota, maka Yesus disempurnakan dan berhak menerima segala kemuliaan dan hormat. Begitu juga dengan hidup kita. Penderitaan salib itu akan membawa kita mewarisi janji-janji Allah yang mulia dan berharga.

Roma 8:29, orang yang dipilih dari semula, ditentukan dari semula untuk menjadi serupa dengan Yesus Kristus, yang adalah anak sulung Allah. Kalau Yesus menolak taat kepada Bapa untuk datang ke muka bumi dan menebus manusia, maka Yesus tetap anak tunggal. Tapi karena Yesus taat pada Bapa dan datang ke bumi mengambil bagian dalam kehidupan manusia, maka Yesus menjadi sulung dari banyak saudara. Dia menjadi benih yang jatuh ke tanah dan mati, dan menghasilkan banyak buah yang serupa.

Yakub sangat merindukan hak kesulungan sehingga siang dan malam ia melewatkan dalam kemah, untuk mendengar kisah-kisah perjanjian orange tua dan nenek moyangnya dengan Allah. Sebaliknya, Esau adalah seorang pemburu yang mengejar semua kesenangan-kesenangan dunia, dan menganggap rendah hak kesulungan. Hak kesulungan adaah berkat rohani, anugerah dan perkenan Allah dalam roh sehingga langit terbuka dan mencurahkan berkat-berkat dalam kehidupan seseorang.

Wahyu 3:14, Yesus Kristus adalah Saksi yang setia dan benar, permulaan dari segala ciptaan Allah. Sebelum Allah menciptakan segala sesuatu, yang pertama kali ada adalah Firman. Firman adalah Yesus, oleh karena itu Yesus adalah permulaan dari segala sesuatu, permulaan dari kehidupan manusia.

Yesus telah menjadi benih yang jatuh ke tanah dan mati yang akan menghasilkan benih yang serupa dengan Yesus. Setiap Firman telah jatuh ke dalam kehidupah kita akan menghasilkan kehidupan yang serupa dan segambar dengan Yesus, sehingga Bapa di surga akan mempunyai panen yang berharga di muka bumi ini yaitu saudara-saudara Yesus. Yakobus 5:7 berkata bahwa Bapa di surga seperti petani yang sabar menantikan hasil yang berharga dari muka bumi. Dengan sabar bapa mengolah tanah dan telah menginvestasikan benih yang berharga yaitu kehidupan Yesus di muka bumi. Bapa akan panen anak laki-laki Allah yang serupa dengan benih Yesus Kristus.

Ibrani 1:3, Yesus adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah. Waktu Yesus melayani, orang-orange berdosa dijamah oleh Tuhan sebelum Tuhan membuka mulutNya karena ada kemuliaan dan kasih yang terpancar dari wajah Kristus. Kita juga memancarkan kemuliaan dan gambaran Kristus sehingga orange-orange yang melihat kita merasakan sukacita, berkat, anugerah. Orange yang banyak dalam hadirat Allah adalah orang yang paling banyak memancarkan kemuliaan Allah, sama seperti Musa yang begitu turun dari Sinai wajahnya bersinar-sinar oleh kemuliaan Allah.
Allah menopang segala yang ada dengan firmanNya. Bumi dan isinya terjadi oleh firman, sehingga firman yang menopang segala sesuatu yang ada dalam dunia ini. Firman dari Allah yaitu Yesus dan roh Allah yang melayang-layang membuahi firman itu terjadilah apa yang tidak ada menjadi ada, yang tidak terlihat menjadi terlihat. Oleh karena itu, kalau Tuhan menarik firman dari muka bumi maka segala sesuatu di bumi ini lenyap.

Dan setelah Yesus selesai mengadakan penyucian dosa, Yesus duduk di sebelah kanan Allah, di tempat yang tinggi. Jam 9 Yesus disalibkan dan jam 3 Yesus menghembuskan nafas. Dalam hukum Taurat Jam 9 adalah jam korban pagi dan jam 3 petang adalah jam korban petang. Jadi waktu Yesus di atas kayu salib, Yesus menjadi anaik domba Allah yang tersembelih untuk menggenapi korban pagi dan korban petang bagi manusia. Oleh karena itu waktu Yesus menghembuskan nafas terakhir, Yesus berteriak “Sudah genap”, karena Ia telah menjadi domba yang tersembelih dan dengan darahNya sendiri Ia telah menyucikan segala sesuatu.

Waktu korban pagi adalah jaman gereja mula-mula dan korban petang adalah akhir zaman, dimana kita akan menggenapi rencana Allah akhir zaman. Akan bangkit anak laki-laki Allah pada waktu korban petang. Firman harus benar-benar menopang hidup kita hingga hidup kita dengan hal-hal yang ajaib, dan siap masuk dalam manifestasi anak-anak Allah.

Yesus telah menyelesaikan pengampunan dosa dengan persembahan atau korban yang sempurna, dan sesudah itu Yesus naik ke surga, duduk di sebelah kanan Allah Bapa dan menjadi Imam Besar yang mendoakan kita selama-lamanya. Ia mendapatkan kedudukan yang jauh lebih tinggi dari pada malaikat-malaikat, dan namaNya berkuasa di bumi, surga dan di bawah bumi.

Selasa, 10 Agustus 2010

SERIAL PEPERANGAN ROHANI

Renungan Harian Peperangan Rohani membawa kehidupan kita kepada kemenangan Ilahi. Sadar tidak sadar, lawan kita si Iblis selalu berkeliling mencari lawan yang dapat ditelannya. Peperangan rohanilah yang membuat kita menyatakan jati diri kita sebagai anak-anak Allah.


KELAHIRAN BARU

Yohanes 3:1-12

Seorang guru agama / ahli Taurat bernama Nikodemus adalah seorang pengajar Taurat yang sangat terkenal, mengerti seluruh isi Kitab Suci, tetapi tidak mengalami kehidupan dari apa yang ia percayai.
Kerohanian baginya hanya rutininitas, seperti sebuah mesin tata cara agamawi sehingga waktu Nikodemus melihat pelayanan Yesus yang berbeda, sangat luar biasa, penuh kehidupan, penuh kuasa, Nikodemus tahu bahwa Yesus adalah guru yang diuts Allah (ayat 2).

Yesus mengetahui keadaan Nikodemus. Ia berkata, ”Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Nikodemus berpikir secara jasmani, bagaimana mungkin seorang yang sudah dewasa, masuk kembali ke rahim ibunya? Dalam semua pengetahuannya tentang Kitab Taurat, Nikodemus ternyata tidak paham hal-hal rohani. Hal-hal jasmani dapat dilihat dengan mata, dipegang dengan tangan. Tapi hal-hal rohani yang bisa dilihat oleh mata rohani, didengar oleh telinga rohani, dan dimengerti oleh hati yang telah dicelik oleh Kuasa Roh Kudus.

Perkataan-perkataan Yesus dalam pengajaranNya selalu mengandung arti rohani. Di balik perumpamaan-perumpaan Yesus, ada arti khusus yang Yesus berikan kepada para muridNya. Oleh karena itu, Yesus selalu berkata, ”Barangsiapa mempunyai telinga, hendaklah ia mendengar.” Semua manusia mempunyai telinga, tapi yang Yesus maksudkan adalah telinga rohani yang bisa menangkap Roh Allah yang ada dibalik setiap Firman.

Dalam ayat 5, Yesus berkata bahwa jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Kelahiran dari air adalah baptisan air, Kelahiran dari Roh adalah kepenuhan Roh Kudus. Pada waktu Allah menciptakan Adam dan Hawa, Allah menghembuskan rohNya sehingga Adam dan Hawa menjadi manusia rohani. Tetapi ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, roh Allah tidak berdiam lagi dalam Adam dan Hawa sehingga mereka hanya menjadi manusia jasmani atau manusia daging.

Karena Kerajaan Allah adalah Kerajaan dalam Roh, maka kita harus dilahirkan kembali dalam Roh Kudus untuk bisa masuk Kerajaan Allah. Yohanes 1:12-13 berkata bahwa kita dilahirkan dari Allah, menjadi anak-anak Allah.
Ayat 6 berkata bahwa apa yang dilahirkan dari daging adalah daging. Semua yang merupakan keturunan Adam dan Hawa bersifat daging karena telah jatuh dalam dosa. Oleh karena itu, kita harus lahir dari Adam ke-2 yaitu Yesus Kristus yang telah menang atas daging dan sepenuhnya hidup dalam Roh.

Dalam bahasa asli, Roh Kuidus disebut sebagai ”angin” atau ”nafas Allah.” Orang yang dipimpin oleh Roh Kudus, Roh Kudus membawa kehidupannya dalam jalan-jalan Allah, kehendak Allah, dan dalam pertumbuhan rohani yang ajaib. Menjadi ciptaan baru dalam Kristus, yang lama sudah berlalu, yang baru terbit.

Pengajaran Yesus tentang Kerajaan Allah tidak dapat dimengerti oleh para ahli Taurat karena Kerajaan Allah dalah kerajaan dalam Roh. Bahkan, para murid mengira bahwa Yesus akan mendirikan Kerajaan Dunia, sehingga mereka berebut posisi atau kedudukan.

Semakin dekat Yerusalem, Yesus terus-menerus berbicara tentang penderitaan Salib dimana Ia akan mati di Bukit Golgota. Tapi, murid-murid tidak mengerti karena sibuk dengan pikiran-pikiran mereka sendiri. Sehingga waktu semua itu terjadi, iman mereka goyah, mereka lari dan bubar.

Tetapi waktu Yesus bangkit dari antara orang mati, dalam Tubuh KebangkitanNya, Ia mengumpulkan murid-murid dan mengajarkan mereka tentang Kerajaan Allah. Baru murid-murid mulai mengerti. Dan ketika Roh Kudus turun mengurapi mereka di Loteng Yerusalem, mereka menggoncangkan Kerajaan Dunia dan menyatakan Kerajaan Allah di mana-mana.

Jumat, 06 Agustus 2010

SERIAL PEPERANGAN ROHANI

Renungan Harian Peperangan Rohani membawa kehidupan kita kepada kemenangan Ilahi. Sadar tidak sadar, lawan kita si Iblis selalu berkeliling mencari lawan yang dapat ditelannya. Peperangan rohanilah yang membuat kita menyatakan jati diri kita sebagai anak-anak Allah.

SUMBER KEHIDUPAN

Yohanes 6:25-35

Untuk memahami rahasia besar yang akan Yesus nyatakan, kita harus pahami terlebih dulu ayat 63 yang berbunyi, ”Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang kukatakan kepadaMu adalah roh dan hidup.”

Dalam bahasa Inggris “quickened” berarti memberi hidup, yang memberikan hidup, sumber kehidupan. Roh adalah sumber kehidupan. I Korintus 6:17 mengatakan bahwa barangsiapa mengikatkan dirinya kepada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Roh kita yang sudah dilahirbarukan adalah sumber kehidupan kita.

“Daging sama sekali tidak berguna” dalam bahasa Inggrisnya ”The flesh profited nothing”. Profit dalam bahasa bisnis adalah keuntungan. Kalau kita invest $ 1000 dan memperoleh $ 2000, maka $1000 yang kedua adalah tambahan hasil / keuntungan / kuasa mencipta. Daging tidak membawa keuntungan atau daging tidak membawa kehidupan.

Roh mempunyai kuasa untuk mencipta. Kita tidak tergantung dari apapun di luar untuk memperoleh kehidupan. Ketika menjadi sumber maka kita menjadi “awal” (beginning). Kita membawa sumber kehidupan dalam roh kita dan kita tidak tergantung pada apapun pada hal-hal lahiriah.

Dalam Ibrani 11:3 dikatakan bahwa segala yang ada dan terlihat dalam dunia ini telah diciptakan dari apa yang tidak ada dan yang tidak terlihat.

Dalam Yohanes 6, Yesus berkata, “Aku adalah roti kehidupan”, melalui Rohlah Yesus dapat memberi makan ribuan orang.

Yesus tahu bahwa kita membutuhkan semua hal ini: kerja, uang, mobil, makan, dan lain-lain. Tapi Ia mau kita hidup dalam dunia ini tanpa kuatir akan hal-hal tersebut.

Yesus mengucap syukur bila Bapa menyediakan apa yang Ia perlukan. Dan jika tidak ada, Ia mencipta anggur dari air, uang dari mulut ikan, memperbanyak roti dan ikan.

Demikianlah sumber kehidupan itu ada dalam diri kita. Nikmati semua penyediaan Bapa, dan perintahkan apa yang tidak ada menjadi ada melalui kuasa firman dan Roh Kudus, sebagaimana langit, bumi dan segala isinya diciptakan dengan perkataan Allah. Sehingga sumber kehidupan itu menjadi sumber kesaksian kita bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang hidup dan bahwa FirmanNya adalah ”Ya dan Amin.”

Selasa, 03 Agustus 2010

Serial Peperangan Rohani

Pengakuan Iman dan Ancaman Maut
Daniel 3:13-18


Dalam Kehidupan Kekristenan, kita senantiasa berhadapan dengan peperangan rohani. Iblis bagaikan singa yang mengaum mencari mangsa yang ditelannya. Dengan kuasa peperangan rohani, kita mengalami kemenangan Ilahi setiap hari.


Orang-orang Babel sangat marah, iri dan benci kepada Sadrak, Mesak dan Abednego karena mereka disertai Allah dan mendapat kedudukan yang penting di pemerintahan Babel. Ketika mereka melihat Sadrak, Mesak dan Abednego tidak mau sujud menyembah patung itu, mereka sangat bersukacita sebab telah menemukan cara untuk membinasakan Sadrak, Mesak, dan Abednego. Daniel pada waktu itu tidak sedang berada di tempat, sehingga loloslah ia dari tragedi itu.

Orang-orang Babel selalu dipenuhi oleh tiga dosa khas yaitu marah, iri dan benci. Setiap anak-anak Tuhan yang diberkati, disertai dan dilindungi Allah sangat menimbulkan kemarahan dan kebencian di hati orang-orang dunia. Mereka mencari setiap kesempatan untuk menjatuhkan orang-orang pilihan Tuhan.

Mereka membawa tiga tuntutan yang berat kepada Nebukadnezar. Tuntutan pertama, tidak menghormati raja. Tuntutan kedua, tidak berbakti kepada dewa dari sang raja. Tuntutan ketiga, tidak menyembah patung yang didirikan raja.

Ketiga tuduhan ini adalah pelanggaran atas kedaulatan dan wibawa sang raja. Ini sama dengan pengkhianatan atau subversi. Pasti dan harus dihukum demi martabat raja. Kalau Sadrak, Mesak dan Abednego hanya pegawai rendahan, pasti sudah dicampakkan langsung ke dalam api. Karena mereka pejabat tinggi yang terkenal dan dihormati, Nebukadnezar menahan kemarahannya dan memberikan kesempatan satu kali lagi.

Ternyata Sadrak, Mesak, Abednego tidak bergeming dari pengakuan iman mereka kepada Allah yang hidup. ”Jika Allah yang kami luja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu. Tetapi jika seandainya tidak, hendaklah Tuanku mengetahuinya, ya Raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku dan tidak akan menyembah patung emasyang Tuanku dirikan itu.”

Inilah pengakuan iman yang berani dan tulus. Banyak orang yang mati sahid dan menderita aniaya dalam sejarah kehidupan kekristenan yang mendapat kekuatan iman dari kisah Sadrak, Mesak dan Abednego.
Ada dua teladan iman dalam pernyataan mereka :
1.Jika Allah mau melepaskan mereka dari dapur api, Dia akan melakukannya.
2.Jika tidak, mereka tetap memegang iman mereka walau mereka harus mati dalam dapur api.

Inilah kualitas iman yang luar biasa. Tetap mempertahankan iman walau Tuhan tidak menjawab doa kita, atau melepaskan kita, atau menolong kita.

Nebukadnezar menjadi sangat marah sehingga kulit wajahnya berubah. Dalam kemarahannya, ia melakukan kebodohan. Dapur api dipanaskan tujuh kali lipat. Seharusnya, kalau diamau menyiksa Sadrak, Mesak, Abednego, api harus dikurangi supaya mereka mati perlahan-lahan.

Api yang dasyat itu justeru menewaskan prajurit-prajurit Nebukadnezar yang mengangkut Sadrak, Mesak, dan Abednego. Sadrak, Mesak dan Abednego sungguh-sungguh mengasihi Allah sehingga mereka rela mati bagi Allah daripada melepaskan ketulusan iman mereka.

Dalam kehidupan kita, ada dapur api yang dibuat iblis untuk menguji ketulusan iman kita dan cinta kita akan Tuhan. Dunia menuntut kita menyembah Allah lain berupa uang, kedudukan, pangkat, harta, dan lain-lain. Kita tidak boleh kompromikan iman kita walau ada ancaman maut sekalipun.

Waktu dapur api dipanaskan tujuh kali lipat, Sadrak, Mesak, Abednego dicampakkan dalam api, mujizat terjadi. Tali yang mengikat mereka terbakar oleh api.

Tali adalah lambang dari kuasa keraajn yang memerintah. Lambang kuasa inilah yang terbakar seperti jerami, sedangkan Sadrak, Mesak, dan Abednego , menari-nari di tengah api.

Nebudnezar melihat ada orang keempat seperti ”anak dewa” menari bersama mereka dalam api. Nebukadnezar menyebutnya ”anak dewa” karena dia tidak tahu jati diri orang tersebut. Tapi kita tahu itu adalah Yesus Kristus.

Saat-saat Sadrak, Mesak, dan Abednego diseret ke dalam api, Yesus berkata, ”Bapa, Aku akan turun ke dalam dapur api itu. Kita tidak dapat membiarkan ketiga orang itu mati tanpa menunjukkan bahwa Allah yang mereka sembah itu hidup.” Maka sebelum Sadrak, Mesak dan Abednego jatuh dalam api, Yesus Kristus telah turun ke dalam api itu. Yesus Kristus menguasai api dan memerintahkannya untuk tidak membahayakan anak-anak Allah, betapapun panasnya api itu membakar.

Bila kita menderita aniaya tetapi kita tetap teguh dalam iman dan tidak kompromi, Yesus akan turun dalam dapur api tersebut dan memadamkan kuasa api itu karena Dia berjanji ”Aku akan menyertaimu sampai kesudahan zaman.”