Laman

Selasa, 10 Agustus 2010

SERIAL PEPERANGAN ROHANI

Renungan Harian Peperangan Rohani membawa kehidupan kita kepada kemenangan Ilahi. Sadar tidak sadar, lawan kita si Iblis selalu berkeliling mencari lawan yang dapat ditelannya. Peperangan rohanilah yang membuat kita menyatakan jati diri kita sebagai anak-anak Allah.


KELAHIRAN BARU

Yohanes 3:1-12

Seorang guru agama / ahli Taurat bernama Nikodemus adalah seorang pengajar Taurat yang sangat terkenal, mengerti seluruh isi Kitab Suci, tetapi tidak mengalami kehidupan dari apa yang ia percayai.
Kerohanian baginya hanya rutininitas, seperti sebuah mesin tata cara agamawi sehingga waktu Nikodemus melihat pelayanan Yesus yang berbeda, sangat luar biasa, penuh kehidupan, penuh kuasa, Nikodemus tahu bahwa Yesus adalah guru yang diuts Allah (ayat 2).

Yesus mengetahui keadaan Nikodemus. Ia berkata, ”Jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.” Nikodemus berpikir secara jasmani, bagaimana mungkin seorang yang sudah dewasa, masuk kembali ke rahim ibunya? Dalam semua pengetahuannya tentang Kitab Taurat, Nikodemus ternyata tidak paham hal-hal rohani. Hal-hal jasmani dapat dilihat dengan mata, dipegang dengan tangan. Tapi hal-hal rohani yang bisa dilihat oleh mata rohani, didengar oleh telinga rohani, dan dimengerti oleh hati yang telah dicelik oleh Kuasa Roh Kudus.

Perkataan-perkataan Yesus dalam pengajaranNya selalu mengandung arti rohani. Di balik perumpamaan-perumpaan Yesus, ada arti khusus yang Yesus berikan kepada para muridNya. Oleh karena itu, Yesus selalu berkata, ”Barangsiapa mempunyai telinga, hendaklah ia mendengar.” Semua manusia mempunyai telinga, tapi yang Yesus maksudkan adalah telinga rohani yang bisa menangkap Roh Allah yang ada dibalik setiap Firman.

Dalam ayat 5, Yesus berkata bahwa jika seseorang tidak dilahirkan dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah. Kelahiran dari air adalah baptisan air, Kelahiran dari Roh adalah kepenuhan Roh Kudus. Pada waktu Allah menciptakan Adam dan Hawa, Allah menghembuskan rohNya sehingga Adam dan Hawa menjadi manusia rohani. Tetapi ketika Adam dan Hawa jatuh dalam dosa, roh Allah tidak berdiam lagi dalam Adam dan Hawa sehingga mereka hanya menjadi manusia jasmani atau manusia daging.

Karena Kerajaan Allah adalah Kerajaan dalam Roh, maka kita harus dilahirkan kembali dalam Roh Kudus untuk bisa masuk Kerajaan Allah. Yohanes 1:12-13 berkata bahwa kita dilahirkan dari Allah, menjadi anak-anak Allah.
Ayat 6 berkata bahwa apa yang dilahirkan dari daging adalah daging. Semua yang merupakan keturunan Adam dan Hawa bersifat daging karena telah jatuh dalam dosa. Oleh karena itu, kita harus lahir dari Adam ke-2 yaitu Yesus Kristus yang telah menang atas daging dan sepenuhnya hidup dalam Roh.

Dalam bahasa asli, Roh Kuidus disebut sebagai ”angin” atau ”nafas Allah.” Orang yang dipimpin oleh Roh Kudus, Roh Kudus membawa kehidupannya dalam jalan-jalan Allah, kehendak Allah, dan dalam pertumbuhan rohani yang ajaib. Menjadi ciptaan baru dalam Kristus, yang lama sudah berlalu, yang baru terbit.

Pengajaran Yesus tentang Kerajaan Allah tidak dapat dimengerti oleh para ahli Taurat karena Kerajaan Allah dalah kerajaan dalam Roh. Bahkan, para murid mengira bahwa Yesus akan mendirikan Kerajaan Dunia, sehingga mereka berebut posisi atau kedudukan.

Semakin dekat Yerusalem, Yesus terus-menerus berbicara tentang penderitaan Salib dimana Ia akan mati di Bukit Golgota. Tapi, murid-murid tidak mengerti karena sibuk dengan pikiran-pikiran mereka sendiri. Sehingga waktu semua itu terjadi, iman mereka goyah, mereka lari dan bubar.

Tetapi waktu Yesus bangkit dari antara orang mati, dalam Tubuh KebangkitanNya, Ia mengumpulkan murid-murid dan mengajarkan mereka tentang Kerajaan Allah. Baru murid-murid mulai mengerti. Dan ketika Roh Kudus turun mengurapi mereka di Loteng Yerusalem, mereka menggoncangkan Kerajaan Dunia dan menyatakan Kerajaan Allah di mana-mana.

Jumat, 06 Agustus 2010

SERIAL PEPERANGAN ROHANI

Renungan Harian Peperangan Rohani membawa kehidupan kita kepada kemenangan Ilahi. Sadar tidak sadar, lawan kita si Iblis selalu berkeliling mencari lawan yang dapat ditelannya. Peperangan rohanilah yang membuat kita menyatakan jati diri kita sebagai anak-anak Allah.

SUMBER KEHIDUPAN

Yohanes 6:25-35

Untuk memahami rahasia besar yang akan Yesus nyatakan, kita harus pahami terlebih dulu ayat 63 yang berbunyi, ”Rohlah yang memberi hidup, daging sama sekali tidak berguna. Perkataan-perkataan yang kukatakan kepadaMu adalah roh dan hidup.”

Dalam bahasa Inggris “quickened” berarti memberi hidup, yang memberikan hidup, sumber kehidupan. Roh adalah sumber kehidupan. I Korintus 6:17 mengatakan bahwa barangsiapa mengikatkan dirinya kepada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia. Roh kita yang sudah dilahirbarukan adalah sumber kehidupan kita.

“Daging sama sekali tidak berguna” dalam bahasa Inggrisnya ”The flesh profited nothing”. Profit dalam bahasa bisnis adalah keuntungan. Kalau kita invest $ 1000 dan memperoleh $ 2000, maka $1000 yang kedua adalah tambahan hasil / keuntungan / kuasa mencipta. Daging tidak membawa keuntungan atau daging tidak membawa kehidupan.

Roh mempunyai kuasa untuk mencipta. Kita tidak tergantung dari apapun di luar untuk memperoleh kehidupan. Ketika menjadi sumber maka kita menjadi “awal” (beginning). Kita membawa sumber kehidupan dalam roh kita dan kita tidak tergantung pada apapun pada hal-hal lahiriah.

Dalam Ibrani 11:3 dikatakan bahwa segala yang ada dan terlihat dalam dunia ini telah diciptakan dari apa yang tidak ada dan yang tidak terlihat.

Dalam Yohanes 6, Yesus berkata, “Aku adalah roti kehidupan”, melalui Rohlah Yesus dapat memberi makan ribuan orang.

Yesus tahu bahwa kita membutuhkan semua hal ini: kerja, uang, mobil, makan, dan lain-lain. Tapi Ia mau kita hidup dalam dunia ini tanpa kuatir akan hal-hal tersebut.

Yesus mengucap syukur bila Bapa menyediakan apa yang Ia perlukan. Dan jika tidak ada, Ia mencipta anggur dari air, uang dari mulut ikan, memperbanyak roti dan ikan.

Demikianlah sumber kehidupan itu ada dalam diri kita. Nikmati semua penyediaan Bapa, dan perintahkan apa yang tidak ada menjadi ada melalui kuasa firman dan Roh Kudus, sebagaimana langit, bumi dan segala isinya diciptakan dengan perkataan Allah. Sehingga sumber kehidupan itu menjadi sumber kesaksian kita bahwa Allah yang kita sembah adalah Allah yang hidup dan bahwa FirmanNya adalah ”Ya dan Amin.”

Selasa, 03 Agustus 2010

Serial Peperangan Rohani

Pengakuan Iman dan Ancaman Maut
Daniel 3:13-18


Dalam Kehidupan Kekristenan, kita senantiasa berhadapan dengan peperangan rohani. Iblis bagaikan singa yang mengaum mencari mangsa yang ditelannya. Dengan kuasa peperangan rohani, kita mengalami kemenangan Ilahi setiap hari.


Orang-orang Babel sangat marah, iri dan benci kepada Sadrak, Mesak dan Abednego karena mereka disertai Allah dan mendapat kedudukan yang penting di pemerintahan Babel. Ketika mereka melihat Sadrak, Mesak dan Abednego tidak mau sujud menyembah patung itu, mereka sangat bersukacita sebab telah menemukan cara untuk membinasakan Sadrak, Mesak, dan Abednego. Daniel pada waktu itu tidak sedang berada di tempat, sehingga loloslah ia dari tragedi itu.

Orang-orang Babel selalu dipenuhi oleh tiga dosa khas yaitu marah, iri dan benci. Setiap anak-anak Tuhan yang diberkati, disertai dan dilindungi Allah sangat menimbulkan kemarahan dan kebencian di hati orang-orang dunia. Mereka mencari setiap kesempatan untuk menjatuhkan orang-orang pilihan Tuhan.

Mereka membawa tiga tuntutan yang berat kepada Nebukadnezar. Tuntutan pertama, tidak menghormati raja. Tuntutan kedua, tidak berbakti kepada dewa dari sang raja. Tuntutan ketiga, tidak menyembah patung yang didirikan raja.

Ketiga tuduhan ini adalah pelanggaran atas kedaulatan dan wibawa sang raja. Ini sama dengan pengkhianatan atau subversi. Pasti dan harus dihukum demi martabat raja. Kalau Sadrak, Mesak dan Abednego hanya pegawai rendahan, pasti sudah dicampakkan langsung ke dalam api. Karena mereka pejabat tinggi yang terkenal dan dihormati, Nebukadnezar menahan kemarahannya dan memberikan kesempatan satu kali lagi.

Ternyata Sadrak, Mesak, Abednego tidak bergeming dari pengakuan iman mereka kepada Allah yang hidup. ”Jika Allah yang kami luja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu. Tetapi jika seandainya tidak, hendaklah Tuanku mengetahuinya, ya Raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku dan tidak akan menyembah patung emasyang Tuanku dirikan itu.”

Inilah pengakuan iman yang berani dan tulus. Banyak orang yang mati sahid dan menderita aniaya dalam sejarah kehidupan kekristenan yang mendapat kekuatan iman dari kisah Sadrak, Mesak dan Abednego.
Ada dua teladan iman dalam pernyataan mereka :
1.Jika Allah mau melepaskan mereka dari dapur api, Dia akan melakukannya.
2.Jika tidak, mereka tetap memegang iman mereka walau mereka harus mati dalam dapur api.

Inilah kualitas iman yang luar biasa. Tetap mempertahankan iman walau Tuhan tidak menjawab doa kita, atau melepaskan kita, atau menolong kita.

Nebukadnezar menjadi sangat marah sehingga kulit wajahnya berubah. Dalam kemarahannya, ia melakukan kebodohan. Dapur api dipanaskan tujuh kali lipat. Seharusnya, kalau diamau menyiksa Sadrak, Mesak, Abednego, api harus dikurangi supaya mereka mati perlahan-lahan.

Api yang dasyat itu justeru menewaskan prajurit-prajurit Nebukadnezar yang mengangkut Sadrak, Mesak, dan Abednego. Sadrak, Mesak dan Abednego sungguh-sungguh mengasihi Allah sehingga mereka rela mati bagi Allah daripada melepaskan ketulusan iman mereka.

Dalam kehidupan kita, ada dapur api yang dibuat iblis untuk menguji ketulusan iman kita dan cinta kita akan Tuhan. Dunia menuntut kita menyembah Allah lain berupa uang, kedudukan, pangkat, harta, dan lain-lain. Kita tidak boleh kompromikan iman kita walau ada ancaman maut sekalipun.

Waktu dapur api dipanaskan tujuh kali lipat, Sadrak, Mesak, Abednego dicampakkan dalam api, mujizat terjadi. Tali yang mengikat mereka terbakar oleh api.

Tali adalah lambang dari kuasa keraajn yang memerintah. Lambang kuasa inilah yang terbakar seperti jerami, sedangkan Sadrak, Mesak, dan Abednego , menari-nari di tengah api.

Nebudnezar melihat ada orang keempat seperti ”anak dewa” menari bersama mereka dalam api. Nebukadnezar menyebutnya ”anak dewa” karena dia tidak tahu jati diri orang tersebut. Tapi kita tahu itu adalah Yesus Kristus.

Saat-saat Sadrak, Mesak, dan Abednego diseret ke dalam api, Yesus berkata, ”Bapa, Aku akan turun ke dalam dapur api itu. Kita tidak dapat membiarkan ketiga orang itu mati tanpa menunjukkan bahwa Allah yang mereka sembah itu hidup.” Maka sebelum Sadrak, Mesak dan Abednego jatuh dalam api, Yesus Kristus telah turun ke dalam api itu. Yesus Kristus menguasai api dan memerintahkannya untuk tidak membahayakan anak-anak Allah, betapapun panasnya api itu membakar.

Bila kita menderita aniaya tetapi kita tetap teguh dalam iman dan tidak kompromi, Yesus akan turun dalam dapur api tersebut dan memadamkan kuasa api itu karena Dia berjanji ”Aku akan menyertaimu sampai kesudahan zaman.”

Serial Peperangan Rohani

Pengakuan Iman dan Ancaman Maut
Daniel 3:13-18

Orang-orang Babel sangat marah, iri dan benci kepada Sadrak, Mesak dan Abednego karena mereka disertai Allah dan mendapat kedudukan yang penting di pemerintahan Babel. Ketika mereka melihat Sadrak, Mesak dan Abednego tidak mau sujud menyembah patung itu, mereka sangat bersukacita sebab telah menemukan cara untuk membinasakan Sadrak, Mesak, dan Abednego. Daniel pada waktu itu tidak sedang berada di tempat, sehingga loloslah ia dari tragedi itu.

Orang-orang Babel selalu dipenuhi oleh tiga dosa khas yaitu marah, iri dan benci. Setiap anak-anak Tuhan yang diberkati, disertai dan dilindungi Allah sangat menimbulkan kemarahan dan kebencian di hati orang-orang dunia. Mereka mencari setiap kesempatan untuk menjatuhkan orang-orang pilihan Tuhan.

Mereka membawa tiga tuntutan yang berat kepada Nebukadnezar. Tuntutan pertama, tidak menghormati raja. Tuntutan kedua, tidak berbakti kepada dewa dari sang raja. Tuntutan ketiga, tidak menyembah patung yang didirikan raja.

Ketiga tuduhan ini adalah pelanggaran atas kedaulatan dan wibawa sang raja. Ini sama dengan pengkhianatan atau subversi. Pasti dan harus dihukum demi martabat raja. Kalau Sadrak, Mesak dan Abednego hanya pegawai rendahan, pasti sudah dicampakkan langsung ke dalam api. Karena mereka pejabat tinggi yang terkenal dan dihormati, Nebukadnezar menahan kemarahannya dan memberikan kesempatan satu kali lagi.

Ternyata Sadrak, Mesak, Abednego tidak bergeming dari pengakuan iman mereka kepada Allah yang hidup. ”Jika Allah yang kami luja sanggup melepaskan kami, maka Ia akan melepaskan kami dari perapian yang menyala-nyala itu. Tetapi jika seandainya tidak, hendaklah Tuanku mengetahuinya, ya Raja, bahwa kami tidak akan memuja dewa tuanku dan tidak akan menyembah patung emasyang Tuanku dirikan itu.”

Inilah pengakuan iman yang berani dan tulus. Banyak orang yang mati sahid dan menderita aniaya dalam sejarah kehidupan kekristenan yang mendapat kekuatan iman dari kisah Sadrak, Mesak dan Abednego.
Ada dua teladan iman dalam pernyataan mereka :
1.Jika Allah mau melepaskan mereka dari dapur api, Dia akan melakukannya.
2.Jika tidak, mereka tetap memegang iman mereka walau mereka harus mati dalam dapur api.

Inilah kualitas iman yang luar biasa. Tetap mempertahankan iman walau Tuhan tidak menjawab doa kita, atau melepaskan kita, atau menolong kita.

Nebukadnezar menjadi sangat marah sehingga kulit wajahnya berubah. Dalam kemarahannya, ia melakukan kebodohan. Dapur api dipanaskan tujuh kali lipat. Seharusnya, kalau diamau menyiksa Sadrak, Mesak, Abednego, api harus dikurangi supaya mereka mati perlahan-lahan.

Api yang dasyat itu justeru menewaskan prajurit-prajurit Nebukadnezar yang mengangkut Sadrak, Mesak, dan Abednego. Sadrak, Mesak dan Abednego sungguh-sungguh mengasihi Allah sehingga mereka rela mati bagi Allah daripada melepaskan ketulusan iman mereka.

Dalam kehidupan kita, ada dapur api yang dibuat iblis untuk menguji ketulusan iman kita dan cinta kita akan Tuhan. Dunia menuntut kita menyembah Allah lain berupa uang, kedudukan, pangkat, harta, dan lain-lain. Kita tidak boleh kompromikan iman kita walau ada ancaman maut sekalipun.

Waktu dapur api dipanaskan tujuh kali lipat, Sadrak, Mesak, Abednego dicampakkan dalam api, mujizat terjadi. Tali yang mengikat mereka terbakar oleh api.

Tali adalah lambang dari kuasa keraajn yang memerintah. Lambang kuasa inilah yang terbakar seperti jerami, sedangkan Sadrak, Mesak, dan Abednego , menari-nari di tengah api.

Nebudnezar melihat ada orang keempat seperti ”anak dewa” menari bersama mereka dalam api. Nebukadnezar menyebutnya ”anak dewa” karena dia tidak tahu jati diri orang tersebut. Tapi kita tahu itu adalah Yesus Kristus.

Saat-saat Sadrak, Mesak, dan Abednego diseret ke dalam api, Yesus berkata, ”Bapa, Aku akan turun ke dalam dapur api itu. Kita tidak dapat membiarkan ketiga orang itu mati tanpa menunjukkan bahwa Allah yang mereka sembah itu hidup.” Maka sebelum Sadrak, Mesak dan Abednego jatuh dalam api, Yesus Kristus telah turun ke dalam api itu. Yesus Kristus menguasai api dan memerintahkannya untuk tidak membahayakan anak-anak Allah, betapapun panasnya api itu membakar.

Bila kita menderita aniaya tetapi kita tetap teguh dalam iman dan tidak kompromi, Yesus akan turun dalam dapur api tersebut dan memadamkan kuasa api itu karena Dia berjanji ”Aku akan menyertaimu sampai kesudahan zaman.”

Serial Peperangan Rohani

Senin, 02 Agustus 2010

Serial Peperangan Rohani

Pelayanan Roh

Pelayanan Rasul Paulus sangat berbeda dengan pelayanan rasul-rasul lain. Rasul Paulus banyak memberitakan Injil Kasih Karunia, di mana Ia dipakai Tuhan untuk menyatakan kepada jemaat Yahudi yang masih ingin mempertahankan Hukum Taurat bahwa Yesus Kristus telah menggantikan Hukum Taurat itu dengan Hukum Perjanjian Baru.

Dalam 2 Korintus 2:14-17, inilah pelayanan Roh yang dikerjakan Rasul Paulus. Ayat 14, Allah selalu menyediakan ”Jalan Kemenangan Kristus” dalam pelayanan Rasul Paulus yang penuh dengan tantangan dan penderitaan.

Dalam satu hari, sebelum matahari terbit, kita harus merebut jalan kemenangan ini dalam hadirat Tuhan. Dengan iman sebesar biji sesawi, kita bisa perintahkan segala masalah, persoalan, sakit penyakit, serangan kuasa kegelapan, dan lain-lain yang bagaikan gunung yang menghalangi kita untuk tercampak ke laut lepas.

Demikianlah, Rasul Paulus katakan dalam ayat 14, kehidupan kita membawa keharuman pengenalan akan Tuhan di mana-mana. Tanda pekerjaan Roh Kudus dalam hidup kita adalah bau harum yang mempermuliakan nama Tuhan.

Dalam ayat 15 dan 16, kehidupan kita dalam Roh menjadi bau harum bagi mereka yang akan diselamatkan. Melalui kehidupan anak-anak Allah, orang lain mendapatkan kesaksian, penghiburan, dan teladan. Tapi menjadi bau kematian bagi orang yang akan binasa, artinya kehidupan dalam roh membawa hukuman bagi dosa, daging dan iblis.

Ayat 17, menguraikan bahwa banyak orang yang tidak mampu bertahan dalam pelayanan roh karena harus memelihara hati yang murni di hadapan Allah, tidak boleh mencari keuntungan dari Firman Allah. Inilah yang membuat kita menjadi pelayan-pelayan Perjanjian Baru.

Mengenai pelayanan Roh, Rasul Paulus menggambarkan dengan jelas dalam 2 Korintus 3:1-8. Pelayanan Roh tidak memerlukan pujian/pengakuan dari manusia. Umat di Korintus adalah surat pujian bagi pelayanan Rasul Paulus. Sama seperti anggota keluarga/anak didik kita, kalau mereka hidup dalam Kristus, merekalah surat pujian kita. Inilah tanda kasih yang bisa kita tunjukkan bagi Kristus, ”kalau engkau mengasihi Aku, gembalakanlah domba-dombaKu.”

Kehidupan yang dipimpin Roh Kudus adalah surat Kristus yang ditulis bukan dengan tinta tapi dari Roh Allah yang hidup. Bukan ditulis pada loh batu seperti 10 perintah Allah tapi tertulis dalam loh daging yaitu hati manusia, karena hukum tertulis mematikan tapi roh menghidupkan. Inilah pelayanan perjanjian baru.

Pelayanan Loh Batu / Hukum Taurat memimpin kepada kematian, tapi kemuliaan Allah begitu cemerlang menyertainya. Musa yang berada di atas Gunung Sinai selama 40 hari untuk menerima loh batu ini, pada waktu turun dari gunung, wajahnya begitu bercahaya sehingga orang Israel tidak tahan melihatnya.

Apalagi pelayanan Roh. Kemuliaan yang menyertainya jauh lebih besar dari kemuliaan yang terpancar di wajah Musa. Kemuliaan Allah yang sama pernah tersimpan dalam tulang belulang Elisa, sehingga mayat yang kena pada tulang belulang tersebut menjadi hidup kembali. Demikianlah pengharapan mulia kita, bahwa pelayanan Roh ini akan memimpin kita dalam tubuh kemuliaan dan Kerajaan Allah yang ditegakkan di muka bumi. Haleluyah!

Serial Peperangan Rohani

BERNUBUAT

I Korintus 14:1-5

Jalan utama untuk memperoleh karunia-karunia rohani adalah melalui kasih (12:31, 14:1). Secara sederhana, karunia rohani atau ”charisma” berarti karunia yang melebihi kemampuan manusia, yang berasal dari Allah. Inilah kuasa/wibawa/otoritas yang diberikan oleh Allah kepada manusia untuk memampukan manusia menjalankan tugas rohani di muka bumi.

Jalan untuk memperoleh kuasa rohani ini adalah melalui kasih. Dalam ayat 14:1, Rasul Paulus menasehatkan jemaat untuk ”mengejar kasih”. Kenapa harus mengejar kasih ? Karena kasih adalah motivasi utama dalam melayani Tuhan.

Rasul Paulus berkata, ”Usahakanlah dirimu memperoleh karunia-karunia Roh, terutama karunia untuk bernubuat.” Artinya adalah, sungguh-sungguh minta/belajar/tenggelam dalam pimpinan Roh Kudus sehingga kita dapat memperkatakan Firman dengan kuasa dan dengan penuh kemenangan memakai pedang roh dalam melawan setiap pencobaan.

Ayat 2 sampai 4, menguraikan perbedaan antara bahasa roh dan nubuat. Bahasa Roh artinya berkata-kata kepada Allah dengan bahasa rahasia untuk membangun diri sendiri.

Bernubuat adalah berkata-kata dalam Firman dan kuasa Roh Kudus dengan tujuan membangun, menasehati, menghibur demi pertumbuhan jemaat ke arah kedewasaan Kristus.

Ayat 5 menyebutkan bahwa orang yang bernubuat lebih berharga daripada orang yang memakai Bahasa Roh, kecuali kalau Bahasa Roh itu dapat ditafsirkan. Kenapa bernubuat lebih berharga ? Karena semua yang ada di muka bumi terjadi oleh perkataan nubuatan. ”Berfirmanlah Allah.....” maka apa yang tidak ada menjadi ada, dan apa yang tidak kelihatan menjadi kelihatan.

Dalam Yeheszkiel 37:1-14, Bangsa Israel digambarkan secara rohani seperti tulang-belulang yang amat kering. Allah bertanya kepada Yehezkiel, ”Dapatkah tulang-tulang ini dihidupkan kembali?”

Yehezkiel tidak berani menjawab, lalu Allah menyuruh Yehezkiel
bernubuat, ”Hai tulang-tulang kering, dengarkanlah Firman Tuhan. Aku memberi nafas hidup di dalammu, supaya kamu hidup kembali.”

Ada langkah-langkah yang diajarkan Allah bagi Yehezkiel untuk bernubuat supaya tulang-tulang kering ini menjadi manusia yang hidup, bahkan menjadi tentara Allah di akhir zaman.

Dengan bernubuat, terjadi mujizat langkah demi langkah dimana nafas hidup mulai masuk dalam tulang belulang itu, tumbuh urat, daging, kulit, dan masuklah nafas hdup dari keempat penjuru mata angin.

Tulang-belulang yang amat kering berubah menjadi tentara Allah di akhir zaman. Inilah hasil dari kuasa Roh yang mengurapi perkataan nubuatan orang-orang pilihan Allah.