Laman

Jumat, 30 Juli 2010

Serial Peperangan Rohani

DOA YANG MENGGONCANGKAN

Dalam Daniel 9, kita melihat bagaimana hebatnya kuasa yang dinyatakan ke muka bumi karena doa seorang nabi Allah yang bernama Daniel.
Walaupun Daniel memiliki pewahyuan yang sangat dalam dari Allah, ia tetap bertekun dalam menyelidiki Kitab Suci. Melalui Kitab Yeremia, Daniel mengerti semua nubuatan yang dialami bangsanya.

Dalam nubuatan itu tertulis bahwa bangsa Israel akan ditawan selama 70 tahun oleh raja-raja Babilonia. Alasan utama kenapa bangsa Israel ditawan sebagai budak dan harus menderita selama 70 tahun adalah karena mereka berulang-ulang melanggar hari Sabat.

Tuhan menetapkan enam hari lamanya umat boleh bekerja, tapi pada hari ketujuh harus berhenti sebagai Hari Sabat bagi Tuhan. Sesama warga Israel yang menjadi budak, harus dibebaskan pada tahun ketujuh. Dan, setelah enam tahun penuh membajak tanah, maka tahun ketujuh tanah harus dibiarkan dan tidak boleh ditanami apa-apa. Allah berjanji memberikan kelimpahan pada tahun ke-6 sehingga pada tahun ke-7 mereka tetap terpelihara walau tidak menggarap tanah.

Orang Israel terus-menerus melanggar Hukum Taurat sehingga Allah mengijinkan tanah yang ditolak sabatnya itu dapat beristirahat selama 70 tahun.
Perintah untuk bekerja selama enam hari dan istirahat di hari ketujuh bukan untuk menyiksa manusia tapi untuk memberi keuntungan kepada manusia karena pada hari ketujuh Allah memberkati segala pekerjaan kita.

Daniel membaca dan menghitung genap 70 tahun masa pembuangan yang dinubuatkan. Jadi, dia memanjat doa sungguh-sunggun kepada Tuhan. Dan doa dari kesungguhan hati sangat luar biasa. Hati Daniel terkoyak-koyak karena keadaan bangsanya. Doa ini menembus tahta Allah, dan menghasilkan jawaban seketika.
Kita harus belajar dari Daniel tentang rahasia doa yang dikabulkan Tuhan. Jika kita tidak mendoakan, maka janji itu tidak akan terlaksana. Doa adalah syarat penting untuk penggenapan janji Allah.

Daniel bukan hanya berdoa tapi juga berpuasa dan merendahkan diri di hadapan Allah dengan mengadakan pengakuan dosa mewakili bangsanya.
Dalam doa pertobatan Daniel, ada teladan rohani yang luar bisa. Sejarah mencatat Daniel sebagai orang yang sangat setia kepada Allah, dengan sangat gigih mempertahankan keteguhan imannya. Tapi Daniel memilih untuk memikul di bahunya bukan hanya pengakuan dosanya sendiri tapi juga dosa bangsanya.

Daniel mengakui dosa acuh tak acuh yang diperbuat umat terhadap firman Allah. Juga dosa menentang nasihat para nabi. Daniel bertobat atas nama para pemimpin Israel di masa lalu, meratapinya dengan sangat sedih seolah-olah itu adalah dosanya sendiri. Pengakuan dosa adalah hal yang penting bagi kesehatan rohani kita.
Dari ayat 7 sampai 15, Daniel memanjatkan doa dari hati yang hancur. Daniel sangat malu atas dosa-dosa bangsanya, sehingga ia dapat berseru bahwa Israel patut menerima malu dan aib.


Dalam ayat 16 sampai 19, Daniel memanjatkan doa untuk pengampunan dan pemulihan. Walaupun bangsa Yehuda harus menderita aib karena dosa-dosa mereka, Daniel memohon Allah agar teringat Bait Suci Yerusalem dan memulihkan tempat kudusNya.
Tuhan mengutus Malaikat Gabriel untuk membawa jawaban bagi Daniel. Doa Daniel yang dicatat hanya singkat, padahal dalam kenyataannya Daniel berdoa sepanjang hari, dari pagi sampai petang. Pada waktu persembahan korban petang, Malaikat Gabriel datang menyampaikan jawaban Tuhan. Doa Daniel pula yang membuat Tuhan menggerakkan Koreshi untuk mengijinkan orang-orang Israel yang terbuang pulang ke tanah mereka dan membangun Bait Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar